Atas Nama Cinta
Ramadahan datang atas nama CINTA,
Musa'adah datang atas nama BELAS KASIHAN,
Setiap yang datang pasti akan hilang,
Ada Muhsinin, Muhtajin, ada juga yang sekedar Musyahidin,
Semua menyatu dalam satu Rasa…
Bahagia…
Karena dia datang.
Sedih…
Karena dia akan pergi.
Termangu…
Hanya diam menyaksiakan sebuah drama kehidupan.
Ramadhan pergi,
Musa'adah terhenti…
Muhsinin tersenyum…
Di tangannya sudah ada surga,
Muhtajin senyum-senyum kecut…
Di tangannya sudah ada musa'adah,
Musyahidin senyum sinis…
Di hatinya ada gejolak.
Namun,
Senyum itu…
Akankah terus terukir?
Atau hanya untuk sesaat?
Seminggu, sebulan, setahun kemudian,
Muhsinin pun mulai enggan,
Muhtajin pun mulai segan,
Musyahidin tersenyum menang.
Ramadhan, cepatlah kemari,
Kehadiranmu selalu dinantikan,
Agar Muhsinin, Muhtajin dan Musyahidin,
Kembali menyatu dalam alunan.
BUKAN UNTUKKU…
BUKAN UNTUKMU…
Tapi, untuk perut dan dapur ngebul,
Hmmm… Juga untuk surga,
Yang selalu kau puja.
Tajammu Permai, 3 Syawal 1427 H
Musa'adah datang atas nama BELAS KASIHAN,
Setiap yang datang pasti akan hilang,
Ada Muhsinin, Muhtajin, ada juga yang sekedar Musyahidin,
Semua menyatu dalam satu Rasa…
Bahagia…
Karena dia datang.
Sedih…
Karena dia akan pergi.
Termangu…
Hanya diam menyaksiakan sebuah drama kehidupan.
Ramadhan pergi,
Musa'adah terhenti…
Muhsinin tersenyum…
Di tangannya sudah ada surga,
Muhtajin senyum-senyum kecut…
Di tangannya sudah ada musa'adah,
Musyahidin senyum sinis…
Di hatinya ada gejolak.
Namun,
Senyum itu…
Akankah terus terukir?
Atau hanya untuk sesaat?
Seminggu, sebulan, setahun kemudian,
Muhsinin pun mulai enggan,
Muhtajin pun mulai segan,
Musyahidin tersenyum menang.
Ramadhan, cepatlah kemari,
Kehadiranmu selalu dinantikan,
Agar Muhsinin, Muhtajin dan Musyahidin,
Kembali menyatu dalam alunan.
BUKAN UNTUKKU…
BUKAN UNTUKMU…
Tapi, untuk perut dan dapur ngebul,
Hmmm… Juga untuk surga,
Yang selalu kau puja.
Tajammu Permai, 3 Syawal 1427 H